
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) kembali menggelar Lomba Bercerita Tingkat SD/MI se-Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan yang berlangsung pada 19–20 Mei 2025 di Aula Kepong Bakol, Kecamatan Sungai Raya ini menjadi salah satu program unggulan untuk meningkatkan minat baca di kalangan pelajar.
Lomba ini diikuti oleh 18 peserta yang merupakan perwakilan dari sembilan kecamatan di Kubu Raya. Masing-masing kecamatan mengirim dua siswa terbaik dari tingkat SD dan MI untuk berlaga di ajang yang tak hanya mengasah kemampuan literasi, tetapi juga menumbuhkan keberanian dan keterampilan berkomunikasi anak-anak.
“Anak-anak kita ini harus bisa membaca, baru mereka bisa bercerita,” ujar Kepala Disperpusip Kubu Raya, Rudy Fitriyanto, kepada Pontianak Post, Selasa (20/5) di Sungai Raya.
Menurut Rudy, lomba bercerita ini merupakan bagian dari program Gesbaperkuy (Gerakan Edukasi Sosial Bersama Kabupaten Kubu Raya). Di dalam program ini, lomba bercerita menjadi sarana penting untuk menjaring bibit unggul yang akan mewakili Kubu Raya ke tingkat provinsi, dan selanjutnya berpeluang tampil di tingkat nasional.
“Tahun lalu, pelajar dari Kubu Raya berhasil mewakili Kalbar di lomba bercerita tingkat nasional. Kami berharap tahun ini prestasi itu bisa terulang bahkan lebih baik lagi,” ujarnya.
Lebih dari sekadar kompetisi, Rudy menekankan lomba ini merupakan bentuk investasi sumber daya manusia dalam membangun budaya literasi. Anak yang mampu bercerita, menurutnya, pasti telah melalui proses membaca yang cukup sehingga memiliki pemahaman mendalam atas isi cerita yang disampaikannya.
“Dengan membaca, mereka memiliki wawasan dan mampu merefleksikan karakter serta nilai-nilai dari cerita. Ini sangat penting dalam membentuk kepribadian dan kecintaan terhadap buku sejak dini,” tegas Rudy.
Dalam lomba tersebut, Disperpusip menetapkan enam pemenang utama, mulai dari Juara I hingga Harapan III. Rudy menyebutkan, hal ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah dan para pegiat literasi terhadap prestasi pelajar dalam mengembangkan potensi literasi dan komunikasi.
Sementara itu, kondisi minat baca masyarakat Kubu Raya masih berada dalam kategori sedang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat letak geografis Kubu Raya yang cukup luas dan tersebar di 123 desa, termasuk wilayah pesisir yang sulit dijangkau.
“Karena itu, kami terus berkomitmen meningkatkan literasi melalui berbagai program, termasuk lomba bercerita dan kegiatan literasi lainnya yang terintegrasi dalam program Gesbaperkuy,” katanya.
Dengan dukungan dari berbagai pihak dan program yang terus berjalan, kata Rudy, pihaknya optimistis Kubu Raya akan mampu membentuk generasi pembelajar yang cinta membaca dan mampu beradaptasi dengan zaman. “Melalui lomba bercerita ini menjadi salah satu tonggak awal menuju budaya literasi yang lebih kuat di Kabupaten Kubu Raya,” ungkapnya.
Menariknya, pada penyerahan hadiah lomba bercerita ini turut dihadiri Duta Baca Nasional, Heri Hendrayana Harris, yang dikenal luas dengan nama pena Gola Gong. Dalam kesempatan tersebut Gola Gong mendukung penuh upaya Kubu Raya dalam membangun literasi dari usia sekolah dasar.
“Sesuai hadis Nabi, ajarilah anak-anakmu sesuai zamannya. Orang sukses adalah mereka yang mampu beradaptasi. Saya tidak mungkin jadi duta baca kalau tidak bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Gola Gong juga mendorong para guru dan kepala sekolah untuk tidak melihat teknologi sebagai ancaman, melainkan peluang dalam dunia pendidikan. Ia menyarankan agar para pelajar diarahkan menggunakan gadget untuk kegiatan positif seperti membuat majalah dinding digital dan menulis di platform daring.
“Jangan takut dengan HP. Arahkan anak-anak agar menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran dan meningkatkan prestasi. Karena teknologi lahir dari orang yang suka membaca,” tegasnya.







