Dokumentasi Kunjungan Perpustakaan Keliling di SDN 15 Sungai Raya
Kubu Raya – Program Perpustakaan Keliling (Pusling) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kubu Raya terus menunjukkan dampak positif dalam peningkatan budaya literasi masyarakat, khususnya di kalangan pelajar. Mobil perpustakaan yang menyambangi sekolah-sekolah secara rutin kini menjadi salah satu program unggulan Pemkab Kubu Raya dalam memperluas akses bacaan di wilayahnya.
Saat ini, mobil Pusling secara aktif mengunjungi sekolah dasar hingga menengah di berbagai kecamatan. Siswa dan guru menyambut antusias layanan ini karena memberikan akses langsung ke ratusan koleksi buku yang beragam.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kubu Raya, Rudy Fitriyanto, menyebut bahwa program ini merupakan bentuk nyata dari pemerataan layanan informasi dan pendidikan.
"Kami ingin memastikan semua anak di Kubu Raya memiliki akses terhadap bahan bacaan berkualitas, tak hanya mereka yang berada di pusat kota. Dengan perpustakaan keliling, kami bisa menjangkau sekolah-sekolah yang jauh dari fasilitas literasi,”.
Dalam rapat bersama Komisi IV DPRD Kubu Raya pada hari Selasa 15 Oktober 2025, program perpustakaan keliling mendapat perhatian khusus. Ketua Komisi IV, Muhammad Amri menyampaikan apresiasi atas peran Pusling dalam membiasakan minat baca di kalangan peserta didik, sekaligus mendorong perluasan jangkauannya.
"Pusling ini adalah sarana penting untuk membiasakan kegemaran membaca sejak dini. Kami mendorong agar aksesnya terus diperluas, tidak hanya ke sekolah formal, tapi juga ke lembaga pendidikan nonformal seperti pondok pesantren," ujar Ketua Komisi IV DPRD Kubu Raya.
Menindaklanjuti dukungan DPRD, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kubu Raya berkomitmen memperluas jangkauan Pusling ke pondok pesantren. Hal ini mengingat Kubu Raya tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah pondok pesantren terbanyak di Kalimantan Barat.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kubu Raya menyusun rencana rute tambahan yang mencakup pesantren-pesantren besar maupun kecil di Kubu Raya. Karena pondok pesantren sebagai bagian penting dari ekosistem pendidikan. Santri juga perlu mendapatkan akses bahan bacaan umum maupun keagamaan yang mendukung pengembangan intelektual mereka.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, lembaga pendidikan, dan masyarakat, program Pusling diharapkan dapat menjadi model pengembangan literasi berbasis mobilitas dan inklusivitas. Selain memperluas jangkauan layanan, program ini juga diyakini mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Kubu Raya.